"SEPENGGAL LUKA"
Angin kemarau berhebus di tengah malam
berlarian dari balik punggung bukit gersang
Menerpa wajah kusut bak benang tak terurai
menjamah sukma getarkan alam semesta
Diri terjaga di antara bising nyanyian serangga
Terkulai lemas sekelebat bayang lepas
merongrong nyaris berujung durjana
menorehkan kisah kelam dalam bejana
Tiada dapat ku pahami
arti dari semua yang kau beri
Sepenggal luka tersaji di sanubari
bersemayam rapi tak kan terganti
Tangisan kecil pecahkan ilusi
Sirnakan nestapa hapus iri dengki
tak kan ku biarkan diri patah hati
terbalut kelam di sepanjang hari
Ku raih seutas tongkat harapan
Berjalan tanpa arah tujuan
menelusuri serpihan kenangan
yang terkubur dalam onggokan penderitaan
Kehadiranmu sirnakan derita
Lenyapkan nestapa dalam duka
Walao secepat kilat kini kau tertawa
Namun setidaknya rasa itu pernah ada
Biarkan piciik pikiran tertawa kanku
Namun tk mudah tuk menutup kisah ini
biarlah derita semakin menggunung
Namun kasihku tak aan terselubung
Kan selalu ada ada..
Entah sampai lelah mata ini
Tuk berbagi cerita bukan masa lalu.
berlarian dari balik punggung bukit gersang
Menerpa wajah kusut bak benang tak terurai
menjamah sukma getarkan alam semesta
Diri terjaga di antara bising nyanyian serangga
Terkulai lemas sekelebat bayang lepas
merongrong nyaris berujung durjana
menorehkan kisah kelam dalam bejana
Tiada dapat ku pahami
arti dari semua yang kau beri
Sepenggal luka tersaji di sanubari
bersemayam rapi tak kan terganti
Tangisan kecil pecahkan ilusi
Sirnakan nestapa hapus iri dengki
tak kan ku biarkan diri patah hati
terbalut kelam di sepanjang hari
Ku raih seutas tongkat harapan
Berjalan tanpa arah tujuan
menelusuri serpihan kenangan
yang terkubur dalam onggokan penderitaan
Kehadiranmu sirnakan derita
Lenyapkan nestapa dalam duka
Walao secepat kilat kini kau tertawa
Namun setidaknya rasa itu pernah ada
Biarkan piciik pikiran tertawa kanku
Namun tk mudah tuk menutup kisah ini
biarlah derita semakin menggunung
Namun kasihku tak aan terselubung
Kan selalu ada ada..
Entah sampai lelah mata ini
Tuk berbagi cerita bukan masa lalu.
" LANGKAH PENDERITAAN"
Deru angin kemarau tebarkan kedukaan
Dedaunan gugur terhempas,tercampakan
tertatih kuseret langkah penderitaan
Menghindar dari kubangan kedustaan
Dewi malam menyapa penuh keramahan
Membelaiku manja dalam dekapan
Seakan tersentuh pilunya perasaan
hingga tiada tega ku melepas gengaman
Bias senyum sayu tiada kudapatkan
Swara lirih nan merdu raib tanpa pesan
tanpa perasaan,tanpa sebuah ucapan
walao sekedar kata perpisahan
Kembali ku sibak bekas guritan
Yang nyata di sanubari kini tersimpan
heemmm..smua indah tak terlukiskan
Kata mesra penuh rayuan
Mendadak lentera padamkan angan
gulita pekat pudarkan harapan
Ketika lambaian tangan
Tanda perpisahan
Secepat itukah rembulan terhalang awan
sekilas itukah arti sebuah senyuman
Ternyata sinar rembulan hanyalah hayalan
karna sinarnya tiada mampu menembus awan
Kini kurcaci kosong menatap awan
terisak diantara rerumputan
meratapi duka yang tak bertuan
Entah sampai kapan
Mungkin sampai lelah menunggu awan
serta berharap,.......
Dedaunan gugur terhempas,tercampakan
tertatih kuseret langkah penderitaan
Menghindar dari kubangan kedustaan
Dewi malam menyapa penuh keramahan
Membelaiku manja dalam dekapan
Seakan tersentuh pilunya perasaan
hingga tiada tega ku melepas gengaman
Bias senyum sayu tiada kudapatkan
Swara lirih nan merdu raib tanpa pesan
tanpa perasaan,tanpa sebuah ucapan
walao sekedar kata perpisahan
Kembali ku sibak bekas guritan
Yang nyata di sanubari kini tersimpan
heemmm..smua indah tak terlukiskan
Kata mesra penuh rayuan
Mendadak lentera padamkan angan
gulita pekat pudarkan harapan
Ketika lambaian tangan
Tanda perpisahan
Secepat itukah rembulan terhalang awan
sekilas itukah arti sebuah senyuman
Ternyata sinar rembulan hanyalah hayalan
karna sinarnya tiada mampu menembus awan
Kini kurcaci kosong menatap awan
terisak diantara rerumputan
meratapi duka yang tak bertuan
Entah sampai kapan
Mungkin sampai lelah menunggu awan
serta berharap,.......
"AIRMATA MALAM"
Angin berhebus lirih di keheningan malam..
Seirama dengan rintihan serangga riang...
Kala jemari bergerak mengusap air mata..
Menghapus segala jejak terlewati...
Sejenak kupandangi maya pada...
Rembulan tersenyum di apit bintang gumintang...
Namun senyumnya hambar tiada berperasaan...
Sinis,tiada sehangat kala itu...
Lantunan tawa kembali gairahkan rasa...
Merasuk menusuk sukma raga..
Namun entah mengapa...
Senyum yang kurasa kini jauh beda..
Apakah kau telah jemu...
Ataukah hatimu terbelenggu...
Atau.... sudah ada penggantiku..
Hingga ku merasa senyumu tal berarti bagiku...
Kucoba sirnakan bayanganmu...
kucoba raibkan nada tawamu...
Namun kini ku belum mampu...
tuk menanggalkan hasrat laraku...
Semudah itukah perubahanmu..
Semudah itukah kau berpaling dariku...
Lalu...apa arti semuanya...
Tangisanmu,gelak tawamu, janji manismu saat bersama dulu..
Kini ku berjalan tanpa bimbinganmu...
Ku melangkah tanpa petunjukmu..
Terjerumus dalam...dalam dan dalam...
Uluran tangan yang kuharapkn...
Tapi begitu tega...larian kecil kau pilih tuk menghindar dariku...
Hanya derita yang kurasa.
Hanya airmata menjadi teman setia..
Walau kau berkata" lupakan'" semuanya...
Namun aku kan mencoba berkata" aku kan tetap setia"
Sampai ku menutup mata...
Seirama dengan rintihan serangga riang...
Kala jemari bergerak mengusap air mata..
Menghapus segala jejak terlewati...
Sejenak kupandangi maya pada...
Rembulan tersenyum di apit bintang gumintang...
Namun senyumnya hambar tiada berperasaan...
Sinis,tiada sehangat kala itu...
Lantunan tawa kembali gairahkan rasa...
Merasuk menusuk sukma raga..
Namun entah mengapa...
Senyum yang kurasa kini jauh beda..
Apakah kau telah jemu...
Ataukah hatimu terbelenggu...
Atau.... sudah ada penggantiku..
Hingga ku merasa senyumu tal berarti bagiku...
Kucoba sirnakan bayanganmu...
kucoba raibkan nada tawamu...
Namun kini ku belum mampu...
tuk menanggalkan hasrat laraku...
Semudah itukah perubahanmu..
Semudah itukah kau berpaling dariku...
Lalu...apa arti semuanya...
Tangisanmu,gelak tawamu, janji manismu saat bersama dulu..
Kini ku berjalan tanpa bimbinganmu...
Ku melangkah tanpa petunjukmu..
Terjerumus dalam...dalam dan dalam...
Uluran tangan yang kuharapkn...
Tapi begitu tega...larian kecil kau pilih tuk menghindar dariku...
Hanya derita yang kurasa.
Hanya airmata menjadi teman setia..
Walau kau berkata" lupakan'" semuanya...
Namun aku kan mencoba berkata" aku kan tetap setia"
Sampai ku menutup mata...
"TIADA LAGI SANDARAN HATI"
Kala rembulan terkikis awan kelam
Sinarnya tak seindah malam kemarin
saat ku pertaruhkan sebuah perasaan
Dimana guncangan dahsyat merapuhkan segalanya
Seakan waktu tiada berjalan
Detak jantung pun enggan berdetak
Langkah kaki pun terasa berat
disaat terucap kata perpisahan
Kini tiada lagi penerang kalbu
kini sirna sudah kebahagiaanku
kembali ke nestapa yang kian pilu
Berat terasa perjalanan kasihku
Derai permata bening basahi pipi
menggalir deras bak hujan di bulan januari
Tal terbendung mengoyak isi hati
Menghancurkan sendi nurani
Tiada lagi tempat ku berbagi
Tiada lagi sandaranya hati
Kosong,hampa harus ku jalani
demi cita cinta yang abadi
Harus ku akui kau sangat berarti
kau memang pelita hati
yang menerangi gulitanya nurani
Hingga kudapatkan arti hati nan abadi
Hadirmu kan ku abadikan
dalam setiap hembusan nafas kehidupan
tuk selalu mengistimewakan
sosok sempurna yang tak terjamahkan
Kini tiada lagi amarahmu
Tiada lagi perhatianmu
manjamu, sinismu, setiamu
Yang kan slalu kurindukan
Kasih...
Kini langkah kita tertahan di persimpangan
antara kebahagiaan dan kehancuran
Dan ternyata pilihan kita sama
Kebahagiaan orang yang kita sayàngi
Yang kita pertahankan
Walau kehancuran kini yang kita rasa
Namun keluarga adalah segalanya
tuk melihat dia kembali manja
Mendapatkan kasih sayang kita
Sampai nanti....
Kita tiada sanggup tuk membuat dan melihat dia tetawa
Sinarnya tak seindah malam kemarin
saat ku pertaruhkan sebuah perasaan
Dimana guncangan dahsyat merapuhkan segalanya
Seakan waktu tiada berjalan
Detak jantung pun enggan berdetak
Langkah kaki pun terasa berat
disaat terucap kata perpisahan
Kini tiada lagi penerang kalbu
kini sirna sudah kebahagiaanku
kembali ke nestapa yang kian pilu
Berat terasa perjalanan kasihku
Derai permata bening basahi pipi
menggalir deras bak hujan di bulan januari
Tal terbendung mengoyak isi hati
Menghancurkan sendi nurani
Tiada lagi tempat ku berbagi
Tiada lagi sandaranya hati
Kosong,hampa harus ku jalani
demi cita cinta yang abadi
Harus ku akui kau sangat berarti
kau memang pelita hati
yang menerangi gulitanya nurani
Hingga kudapatkan arti hati nan abadi
Hadirmu kan ku abadikan
dalam setiap hembusan nafas kehidupan
tuk selalu mengistimewakan
sosok sempurna yang tak terjamahkan
Kini tiada lagi amarahmu
Tiada lagi perhatianmu
manjamu, sinismu, setiamu
Yang kan slalu kurindukan
Kasih...
Kini langkah kita tertahan di persimpangan
antara kebahagiaan dan kehancuran
Dan ternyata pilihan kita sama
Kebahagiaan orang yang kita sayàngi
Yang kita pertahankan
Walau kehancuran kini yang kita rasa
Namun keluarga adalah segalanya
tuk melihat dia kembali manja
Mendapatkan kasih sayang kita
Sampai nanti....
Kita tiada sanggup tuk membuat dan melihat dia tetawa
"GULITA SEBELUM MALAM"
Malam pun kian sendu..
Ketika deru angin enggan berhembus..
Hanya nyanyian serangga terdengar parau..
Seakan menyimpan sebuah kerinduan yang terpendam..
Diri terkulai lemas tiada daya..
Terbujur kaku bak tiada bernyawa..
Dimana tiada lagi swara mesra..
Yang selalu bangkitkan rasa nestapa...
Kini jalan terjal smakin nyata..
Terbentang panjang di depan mata..
Hingga langkah sang kaki berat tuk melangkah..
Tuk meniti jalanan penuh onak dan duri...
Mengapa awan sirnakan mentari..
Mengapa gulita sbelum malam tiba..
Hingga tinggalkan sebuah luka..
Menganga...penuh derita..
Kasih...
Jika hatimu sekeras baja...
Mengapa mudah putus asa.
Jika hatimu masih menyimpan rasa..
mengapa tiada dapat aku rasa..
Kasih...
Diri terjebak dalam sandiwara nestapa..
terperosok dalam kubangan derita..
Hingga tiada dapat ku tuk berkata..
Karna bibir ter katup sejuta kata..
Kasih..
Jika itu yang terbaik buat dikau..
Tiada dapat ku paksakan..
Karna aku tau amat lah sakit bila di paksa...
Karna semua butuh kata rela..
Yah....lagi lagi ku hela nafas..
Mencoba tuk merasakan smua getaran yang pernah ada..
ternyata masih sama..
masih ada rasa yang beda..
Namun smua kini sia sia..
Karna dirimu bukan yang dulu..
Karna dirimu ..........
Tak lagi mengganggap aku....
Heeeemmm.....
Disini ku merindu...
Di sana kau bercumbu...
Sembari mendesah akupun berkata'"TERLALU"
Ketika deru angin enggan berhembus..
Hanya nyanyian serangga terdengar parau..
Seakan menyimpan sebuah kerinduan yang terpendam..
Diri terkulai lemas tiada daya..
Terbujur kaku bak tiada bernyawa..
Dimana tiada lagi swara mesra..
Yang selalu bangkitkan rasa nestapa...
Kini jalan terjal smakin nyata..
Terbentang panjang di depan mata..
Hingga langkah sang kaki berat tuk melangkah..
Tuk meniti jalanan penuh onak dan duri...
Mengapa awan sirnakan mentari..
Mengapa gulita sbelum malam tiba..
Hingga tinggalkan sebuah luka..
Menganga...penuh derita..
Kasih...
Jika hatimu sekeras baja...
Mengapa mudah putus asa.
Jika hatimu masih menyimpan rasa..
mengapa tiada dapat aku rasa..
Kasih...
Diri terjebak dalam sandiwara nestapa..
terperosok dalam kubangan derita..
Hingga tiada dapat ku tuk berkata..
Karna bibir ter katup sejuta kata..
Kasih..
Jika itu yang terbaik buat dikau..
Tiada dapat ku paksakan..
Karna aku tau amat lah sakit bila di paksa...
Karna semua butuh kata rela..
Yah....lagi lagi ku hela nafas..
Mencoba tuk merasakan smua getaran yang pernah ada..
ternyata masih sama..
masih ada rasa yang beda..
Namun smua kini sia sia..
Karna dirimu bukan yang dulu..
Karna dirimu ..........
Tak lagi mengganggap aku....
Heeeemmm.....
Disini ku merindu...
Di sana kau bercumbu...
Sembari mendesah akupun berkata'"TERLALU"
"GEJOLAK ASMARA"
Tak kuasa putaran waktu begitu cepat...
Hingga membawaku ke suatu titik...
Dimana aku merasakan suatu gejolak...
Gejolak yang tak berpangkal dan berujung...
ibarat pusaran air yang tak bermuara...
Dimana aku menemukan kedamaian...
Ketenangan jiwa...
Hadirmu sangatlah berarti bagiku..
Seakan memberi warna dalam hidupku...
Dimana aku menemukan..
- canda
- tawa
- tangis
- emosiku
Kasih...
Derai airmata ini
Tak akan cukup
Untuk melukiskan
Rasa cintaku kepadamu
Kasih...
Tawa dari bibir ini
Tak kan mampu
Mewakili kebahagiaan ini
Aku ingin mencintaimu
Sampai mata lelah dan terpejam
Dan....
Aku ingin mencintaimu..
Sampai tak ada lagi..
Kata-kata mewakili nurani
Karena....
Sosokmu pribadi "UNIK" Bagiku...
Hingga membawaku ke suatu titik...
Dimana aku merasakan suatu gejolak...
Gejolak yang tak berpangkal dan berujung...
ibarat pusaran air yang tak bermuara...
Dimana aku menemukan kedamaian...
Ketenangan jiwa...
Hadirmu sangatlah berarti bagiku..
Seakan memberi warna dalam hidupku...
Dimana aku menemukan..
- canda
- tawa
- tangis
- emosiku
Kasih...
Derai airmata ini
Tak akan cukup
Untuk melukiskan
Rasa cintaku kepadamu
Kasih...
Tawa dari bibir ini
Tak kan mampu
Mewakili kebahagiaan ini
Aku ingin mencintaimu
Sampai mata lelah dan terpejam
Dan....
Aku ingin mencintaimu..
Sampai tak ada lagi..
Kata-kata mewakili nurani
Karena....
Sosokmu pribadi "UNIK" Bagiku...
Ok,,,mungkin ini yang ada dalam pikiran ane sekarang dan mudah-mudahan puisi-puisi ane ini bisa mewakili hati para sobat-sobat semua ,jagan cuma karna di hantui perasaan galau kita bisa GAME OVER
(salam galauwers sejati).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar